Foto: Dok.JPNN
JAKARTA -
Beragam cara dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mencegah
potensi mewabahnya serangan serangan tomcat. Melalui jajarannya di
daerah, mereka berupaya mengepung penyebaran kumbang dengan nama ilmiah
Paederus Littoralis itu.
Direktur Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2-PL)
Kemenkes Tjandra Yoga Aditama mengatakan, skenario membendung laju
serangan tomcat sejauh ini berjalan sesuai rencana. Di Surabaya, Jatim,
misalnya, Dinas Kesehatan setempat sudah menyiagakan pusat kesehatan
masyarakat (PKM) selama 24 jam. PKM ini mulai dari puskesmas hingga
rumah sakit milik pemerintah. "Pengobatan di PKM ini gratis," ujar
Tjandra.
Tjandra mengatakan, petugas dari dinas pertanian boleh melakukan
penyemprotan tomcat tetapi dengan pestisida nabati. Sasaran yang boleh
disemprot di antaranya adalah rumah-rumah yang sudah dijamah tomcat.
Kondisi pasien pada umumnya berupa iritasi kulit di seputar titik yang
terkena racun atau toksin tomcat. "Kita terus mengingatkan, iritasi ini
sebenarnya bisa sembuh sendiri sekitar enam hari kemudian," ujar dia.
Masih dari Surabaya, Tjandra mengungkapkan bahwa tim dari Balai Besar
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular
(BBTKL-PPM) bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair) menguji
toksin atau cairan tomcat. Dengan pengujian ini akan ditemukan upaya
pencegahan atau penyembuhan. Tapi, sampai saat ini belum ada hasil dari
pengujian tersebut.
Perkembangan penanganan potensi penyebaran tomcat juga datang dari
kawasan Jogjakarta. "Laporannya, penderita masih terbatas gatal-gatal,
memerah, dan panas lokal," kata Tjandra.
Tjandra mengatakan, warga di Jogjakarta menuturkan bahwa populasi tomcat
meningkat ketika rata-rata umur padi yang ditanam petani sekitar 1,5
bulan. Perkembangan tomcat ini terus stabil hingga musim panen. Tomcat
punya kebiasaan mengitari lampu rumah warga pada malam hari.
"Warga mengantisipasi dengan memasang lampu perangkap," katanya. Dengan
lampu perangkap ini tomcat tidak sampai masuk ke dalam rumah dan
menyerang penghuninya.
Dengan adanya upaya dari jajaran petugas kesehatan mulai dari pusat
hingga daerah ini, Tjandra berharap masyarakat tidak dibuat resah dengan
ancaman serangan tomcat. Serangga ini adalah hewan yang sudah cukup
lama menghuni persawahan di Indonesia. Karena itu, masyarakat diharap
tidak perlu cemas berlebihan. (wan/ca)